Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Kalimat Dasar: Pola dan Perluasannya

    21 April 2022

    Jenis Kalimat: Simpleks, Majemuk, Kompleks, Majemuk Kompleks

    15 April 2022

    Kalimat: Ciri dan Unsurnya

    14 April 2022
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Perawat BahasaPerawat Bahasa
    Facebook Instagram WhatsApp RSS
    • Fiksi
      • Cerpen
      • Cerbung
      • Genre
        • Aksi/Petualangan
        • Cernak
        • Fantasi
        • Fiksi Ilmiah
        • Fiksi Sejarah
        • Horor
        • Misteri
        • Romansa
        • Thriller
    • Nonfiksi
      • Tata Bahasa
        • Kata
        • Kalimat
        • Paragraf
      • Ejaan
        • Penggunaan Huruf
        • Penggunaan Tanda Baca
      • Kebahasaan
        • Gaya Bahasa
        • Seputar Bahasa
      • Reviu
    • Penulisan Kreatif
    • Puisi
    • Kamus Istilah
    • Senarai
    • Login
    • Daftar
    Perawat BahasaPerawat Bahasa
    • Login
    • Daftar
    Home»Kata»Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST
    Kata

    Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST

    Perawat BahasaPerawat Bahasa26 November 20215 Mins Read0
    Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST — Gambar©MW
    Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST — Gambar©MW
    Share
    Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp

    Peluluhan huruf adalah perubahan bunyi yang terjadi ketika sebuah morfem bertemu dengan morfem tertentu. Di dalam bahasa Indonesia huruf k, p, s, t (kucing putih suka tikus) di awal kata pada umumnya luluh ketika mendapatkan awalan meng– atau peng–.[1] Namun, ada pengecualian atas kaidah tersebut.

    Kaidah KPST

    1. Huruf pertama kata dasar berawalan k, p, s, dan t luluh ketika mendapat awalan meng- atau peng- hanya jika huruf keduanya berupa vokal.
    • meng– + kutuk —> mengutuk
    • meng– + koordinasi + –kan —> mengoordinasikan[2]
    • meng– + pukul —> memukul
    • meng– + percaya + –i —> memercayai[3]
    • meng– + pengaruh + –i —> memengaruhi[3]
    • meng– + pesona —> memesona[3]
    • meng– + populer + –kan —> memopulerkan[2]
    • meng– + sikat —> menyikat
    • meng– + sosialisasi + –kan —> menyosialisasikan[2]
    • meng– + tulis —> menulis
    • peng– + kutuk —> pengutuk
    • peng– + pukul —> pemukul
    • peng– + sikat —> penyikat
    • peng– + tulis —> penulis

    2. Huruf pertama kata dasar berawalan k, p, s, dan t tidak luluh ketika mendapat awalan meng– jika huruf keduanya berupa konsonan.

    • meng– + khitan —> mengkhitan
    • meng– + kritik —> mengkritik
    • meng– + klaim —> mengklaim
    • meng– + produksi —> memproduksi
    • meng– + plagiat —> memplagiat
    • meng– + skors —> menskors
    • meng– + sponsor + –i —> mensponsori
    • meng– + stabil + –kan —> menstabilkan
    • meng– + transfer —> mentransfer
    • meng– + traktir —> mentraktir

    3. Huruf pertama kata dasar berawalan p selalu luluh ketika mendapat awalan peng– meskipun huruf keduanya berupa konsonan.

    • peng– + produksi —> pemroduksi
    • peng– + plagiat —> pemlagiat
    • peng– + protes —> pemrotes
    • peng– + program —> pemrogram

    4. Huruf pertama awalan per– pada pengimbuhan bertingkat tidak luluh ketika mendapat awalan meng-.

    • meng– + per + tinggi —> mempertinggi
    • meng– + per + budak —> memperbudak
    • meng– + per + hati + –kan —> memperhatikan[4]
    • meng– + per + timbang + –kan —> mempertimbangkan

    Beberapa Pengecualian dalam Peluluhan Huruf

    • meng– + punya + –i —> mempunyai

    Jika mengikuti peluluhan huruf Kaidah KPST, meng– + punya + –i —> memunyai. Namun, bentuk mempunyai dianggap lebih berterima dan termasuk pengecualian.

    Ada pendapat bahwa kata mempunyai berasal dari kata dasar empunya, bukan punya: meng+ empunya + –i —> mengempunyai. Lalu, karena sering digunakan, terjadilah kontraksi dari mengempunyai menjadi mempunyai. Namun, KBBI V memasukkan kata mempunyai sebagai turunan kata dasar punya, sementara kata empunya selalu mandiri, tidak pernah mendapatkan imbuhan. Karena itu, lebih tepat jika kita anggap bahwa kata mempunyai merupakan bentuk pengecualian kata dasar punya.

    • meng– + kaji —> mengaji[5]
    • meng– + kaji —> mengkaji

    Jika mengikuti Kaidah KPST, meng– + kaji —> mengaji. Namun, bentuk mengaji dianggap sudah memiliki makna khusus (membaca/mempelajari Al-Qur’an/agama Islam). Karena itu, untuk makna umum mempelajari, menyelidiki, atau menelaah sesuatu digunakan bentuk mengkaji.

    • peng– + syair —> penyair
    • peng– + syair —> pensyair

    Jika mengikuti Kaidah KPST, peng– + syair —> pensyair. Namun, bentuk takbaku penyair lebih populer meskipun tidak terdapat di dalam KBBI mutakhir. Sebagai ganti penyair, KBBI memuat bentuk pensyair (orang yang mensyair/mensyairkan) dan pesyair (pengarang syair; pengarang sajak; penyair).

    • ber– + ajar —> belajar
    • pe– + ajar —> pelajar
    • meng– + per– + ajar + –i —> mempelajari
    • peng– + ber– + ajar + –an —> pembelajaran

    Jika mengikuti Kaidah KPST, ber– + ajar —> berajar. Namun, kata dasar ajar yang mendapatkan awalan ber– atau per– adalah pengecualian. Kata turunan untuk kata ajar ketika mendapatkan awalan ber– atau per– adalah belajar, pelajar, mempelajari, dan pembelajaran.


    Catatan

    [1] awalan meng– atau peng– — Dalam percakapan sehari-hari, kita terbiasa menggunakan istilah awalan me-dan awalan pe-. Namun, dalam persitilahan resmi tata bahasa Indonesia istilah yang tepat adalah awalan meng– dan peng-.

    [2] mengoordinasikan — Menurut Ivan Lanin, dulu ada anggapan bahwa kata pungutan dari bahasa asing tidak perlu mengikuti aturan peluluhan huruf karena bentuknya belum mantap. Namun, lambat laun bentuk tersebut tentu menjadi mantap sehingga harus mengikuti kaidah. Jadi, menurutnya, lebih baik sejak awal diterapkan saja kaidah peluluhan tersebut. Misalnya, memopulerkan (bukan mempopulerkan), mengoordinasikan (bukan mengkoordinasikan), dan menyosialisasikan (bukan mensosialisasikan).

    [3] memercayai — Sebagian orang tidak meluluhkan huruf p di awal kata yang terdiri atas tiga suku kata (atau lebih). Alasannya, bentuk mempesona, mempengaruhi, mempercayai, dan sejenisnya sudah demikian berterima dan digunakan tanpa masalah selama ini (seperti kata mempunyai dan penyair). Selain itu, bentuk tanpa peluluhan huruf untuk kata dasar berawalan huruf p yang terdiri atas tiga suku kata (atau lebih) ini bisa dimasukkan sebagai pengecualian atas Kaidah KPST.

    [4] memperhatikan — Saya kerap menemukan penulis yang menggunakan kata memerhatikan, bukan memperhatikan. Mungkin hal itu karena penulisnya menganggap kata dasar pembentuk kata memerhatikan adalah perhati. Namun, sebagaimana tercantum dalam KBBI V, kata perhati merupakan kata turunan dari kata hati (per– + hati). Jadi, suku kata per– di depannya adalah awalan, bukan suku kata asli. Karena itu, sesuai dengan kaidah, bentuk yang tepat adalah meng– + per + hati + –kan —> memperhatikan, bukan memerhatikan.

    [5] Dalam tulisannya, “Hukum KPST” (https://ivanlanin.wordpress.com/2010/04/05/hukum-kpst/), Ivan Lanin mengusulkan untuk menggunakan kata mengaji sebagai homonim (kata yang memiliki makna lebih dari satu) sehingga tidak perlu lagi menggunakan bentuk mengkaji untuk membedakannya. Dia juga mengusulkan untuk menggunakan kata mendaras untuk merujuk makna yang selama ini dirujuk kata mengaji (membaca/mempelajari Al-Qur’an).


      Daftar Isi PerawatBahasa.com

    Awalan Hukum KPST Imbuhan Peluluhan Huruf Pembentukan Kata Perawat Bahasa
    Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp
    Previous ArticleAposisi dan Suplementasi
    Next Article Bentuk Terikat: Pascapanen, Antarkota, Yang Mahaesa
    Perawat Bahasa
    Perawat Bahasa

    Pemerhati penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan. Admin grup Perawat Bahasa di Facebook (facebook.com/groups/perawatbahasa), tempat para membernya mempelajari dan merawat bahasa Indonesia bersama-sama.

    Related Posts

    Nama Orang dan Nama Jenis

    12 Maret 2022

    Pelengkap Kalimat: Kategori, Posisi, dan Cirinya

    15 Februari 2022

    Kata Sapaan dan Kata Acuan

    15 Februari 2022

    Partikel pun dan Kata Hubung Berakhiran -pun

    15 Februari 2022

    Subjek Kalimat: Ciri, Kategori, dan Posisinya

    14 Februari 2022

    Objek Kalimat: Ciri, Kategori, dan Posisinya

    14 Februari 2022
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Don't Miss
    Kalimat

    Kalimat Dasar: Pola dan Perluasannya

    Perawat Bahasa21 April 2022

    Kalimat dasar adalah kalimat yang (1) terdiri atas satu klausa, (2) unsur-unsurnya lengkap, (3) susunan…

    Jenis Kalimat: Simpleks, Majemuk, Kompleks, Majemuk Kompleks

    15 April 2022

    Kalimat: Ciri dan Unsurnya

    14 April 2022

    Kalimat Efektif: Ciri-Ciri dan Contohnya

    13 April 2022
    Our Picks

    Veterinarian Reveals the Five Dog Breeds He’d Never Choose

    14 Januari 2020

    A Healthy Road to Weight Loss: The Most Effective Diet for You

    14 Januari 2020

    T-Mobile Seeks Early Access to 2.5 GHz from Auction 108

    14 Januari 2020
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Demo

    Subscribe to Updates

    Perawat Bahasa
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Pedoman Media Siber
    • Tentang Kami
    • Daftar Pustaka
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.