Ciri Kalimat Efektif #2 — Tepat
Agar efektif, sebuah kalimat harus menyampaikan informasi dengan jitu (tepat sasaran). Ia tidak menggunakan urutan kata yang multitafsir karena berpotensi menimbulkan ketaksaan (keambiguan) sehingga maknanya menjadi kabur, bahkan meragukan.
Dalam hal ini, kalimat menjadi tidak efektif bukan karena struktur kalimatnya, melainkan karena penempatan urutan kata atau frasanya. Jadi, secara sintaksis (tata kalimat), struktur kalimat-kalimat tak efektif jenis ini memenuhi kaidah.
Berikut beberapa contohnya.
Contoh 4
4.
Rumah seniman yang unik itu dijual dengan harga murah.
Kalimat di atas tidak efektif karena informasi yang disampaikan tidak tepat. Frasa rumah seniman yang unik bermakna ganda, yaitu ‘yang unik itu rumahnya’ atau ‘yang unik itu senimannya’. Agar tidak menimbulkan multitafsir atau keambiguan makna, kalimat tersebut dapat kita ubah menjadi kalimat-kalimat yang tepat sasaran sebagai berikut.
4.
Rumah seniman yang unik itu dijual dengan harga murah.
4.a
Rumah unik milik seniman itu dijual murah.
4.b
Rumah milik seniman unik itu dijual murah
4.c
Seniman unik itu menjual rumahnya dengan harga murah.
4.d
Seniman itu menjual rumahnya yang unik dengan harga murah.
Contoh 5
5.
Seorang guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya karena terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama satu bulan lebih.
Kalimat di atas tidak tepat sasaran karena kekurangtepatan penempatan frasa terus-menerus yang mendahului frasa verbal melalaikan kewajiban. Pada posisi tersebut, frasa seolah-olah berfungsi sebagai subjek untuk klausa kedua. Agar menjadi tepat sasaran, frasa terus-menerus itu harus kita pindahkan ke belakang frasa melalaikan kewajiban.
5.
Seorang guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya karena terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama satu bulan lebih.
5.a
Seorang guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya karena melalaikan kewajiban secara terus menerus dalam menjalankan tugas selama satu bulan lebih.
5.b
Seorang guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya karena melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama satu bulan lebih secara terus-menerus.
Kedua kalimat perbaikan di atas menginformasikan secara tepat bahwa seorang guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya karena melalaikan kewajiban secara terus menerus, bukan karena terus menerus melalaikan kewajiban.
Contoh 6
6.
Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu yang langka diberikan anggaran dan fasilitas khusus oleh pemerintah atau pemerintah daerah. (S-P-Pel-K)
Kalimat di atas tidak efektif karena ketidaktepatan penggunaan kata kerja diberikan dalam kalimat tersebut. Penggunaan kata diberikan pada kalimat itu berimplikasi pada subjek sebagai pelaku, yaitu Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu yang langka malah akan diberikan (kepada) anggaran dan fasilitas. Seharusnya, dosen itu menerima anggaran dan fasilitas khusus. Untuk itu, agar informasinya tidak ditafsirkan seperti itu, kata kerja diberikan mesti diubah menjadi diberi atau memperoleh.
6.
Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu yang langka diberikan anggaran dan fasilitas khusus oleh pemerintah atau pemerintah daerah. (S-P-Pel-K)
6.a
Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu yang langka diberi (oleh) pemerintah atau pemerintah daerah anggaran dan fasilitas khusus. (S-P-Pel-Pel)
6.b
Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu langka memperoleh anggaran dan fasilitas khusus dari pemerintah atau pemerintah daerah. (S-P-O-K)
6.c
Pemerintah atau pemerintah daerah akan mem- berikan anggaran dan fasilitas khusus kepada dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu yang langka. (S-P-O-K)
6.d
Anggaran dan fasilitas khusus dari pemerintah atau pemerintah daerah akan diberikan kepada dosen yang mendalami dan mengembangkan bi- dang ilmu yang langka. (S-P-K)
6.e
Anggaran dan fasilitas khusus akan diberikan oleh pemerintah atau pemerintah daerah kepada dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu yang langka. (S-K-Pel-K)
Ketidakefektifan kalimat contoh 6 bukan karena kesalahan struktur, melainkan karena pemilihan, penggunaan, atau penempatan kata yang tidak pas, tidak jitu, atau tidak cermat sehingga menimbulkan ketaksaan makna kalimat.
Contoh 7
7.
Karena kepadatan program, untuk tahun anggaran ini pelatihan karyawan baru dapat kita laksanakan pada pertengahan Juli.
Kata baru pada contoh tersebut dapat menjelaskan karyawan dan dapat pula menjelaskan dapat. Agar tidak multitafsir, kalimat tersebut dapat kita perbaiki dengan beberapa cara, yaitu menggunakan tanda hubung (-) atau mengubah letak kata tersebut.
7.
Karena kepadatan program, untuk tahun anggaran ini pelatihan karyawan baru dapat kita laksanakan pada pertengahan Juli.
7.a
Karena kepadatan program, untuk tahun anggaran ini pelatihan karyawan-baru dapat kita laksanakan pada pertengahan Juli.
7.b
Karena kepadatan program, pelatihan karyawan untuk tahun ini baru dapat kita laksanakan pada pertengahan Juli.
7.c
Karena kepadatan program, pelatihan karyawan baru untuk tahun anggaran ini akan kita laksanakan pada pertengahan Juli.
Ciri berikutnya adalah jelas.
